Judul
: Al-Qur’an Andalusia (Rasm Ustmani)
Penerbit
: Tazkia Publishing
Cetakan
Pertama: Januari 2018
Cetakan
Kedua: Juli 2018
Spesifikasi:
Ukuran 15 x 21 cm, Kertas: Quran pulp (qpp),
Sampul: Hardcover, laminating doft,
smboss spot uv.
Harga : Rp55.000,00
Info Pemesana:
I: tazkiapublishing
T: @tazkia_tiu
F: Tazkia Tiu
T: +6221 8378 3638
M: +6281 8054 4143
M: +6281 8054 4143
Sebelum
Anda membaca tulisan ini, cobalah bertanya pada diri Anda: “Kapan terakhir
membaca Alquran?” Barangkali jawabannya; baru saja, tadi habis shalat, kemarin,
lusa, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, atau sudah lupa kapan terakhir
membaca Alquran. Apakah Alquran itu? Allah menjawab:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [Shad : 29]
Di zaman digital seperti sekarang ini, tradisi membaca Alquran di masyarakat -apalagi di kalangan remaja- berbeda jauh dengan zaman-zaman sebelumnya. Ketika belum ada produk elektronik dan teknolologi belum canggih. Muslim zaman sekarang kadang lebih sibuk nonton televisi, main HP, atau baca berita saat waktu luang dibanding membaca Alquran.
Ironisnya
lagi, bahkan ada yang lantang bilang: “Buat apa baca Alquran doang kalau
tidak dipelajari maknanya dan diamalkan ilmunya., itu buang-buang waktu saja,
tak ada gunanya!” Benarkah demikian? Membaca, menghafal, mempelajari, dan
mengamalkan Alquran sama-sama penting dan bernilai ibadah. Namun benarkah tidak
ada manfaatnya kalau sekadar membaca Alquran saja?
Ada
sebuah kisah percakapan antara seorang cucu yang mahasiswa dengan kakeknya yang
bekerja sebagai tukang arang. Cucunya selalu mengkritisi kakeknya yang hanya
rajin membaca Alquran, tapi tidak menghafal, mendalami, dan mengamalkannya.
Akhirnya suatu hari Sang Kakek menyuruh cucunya tersebut membawa air
menggunakan Karung Arang dari sungai dekat rumahnya ke halaman untuk menyiram
bunga-bunga. Cucunya sadar kalau itu perintah yang sia-sia, mana bisa bawa air
pakai karung. Namun dia tetap melaksanakan perintah Sang Kakek dengan niat akan
menunjukkan kesia-siaanya.
“Duh, Kek, ini pekerjaan yang sia-sia sama seperti Kakek baca Alquran itu.”
“Sudahlah,
kerjakan saja perintah Kakek.”
Setelah
cucunya tiga kali bolak-balik membawa air pakai karung arang dengan wajah
kusam, dan airnya ‘habis tumpah’ sebelum sampai halaman, Sang Kakek mendekati
cucunya dan berbisik:
“Terima
kasih ya telah bantu Kakek, kamu memang tidak berhasil membawa air dari sungai
ke halaman pakai karung arang, tapi coba lihat baik-baik, karung arang yang
awalnya kotor dan hitam itu, kini jadi sangat bersih. Demikian juga dengan
membaca Alquran, meski tidak paham artinya.”
Mendengar
bisikan tersebut, cucunya diam seribu bahasa dengan wajah merah karena malu.
Kisah
tersebut merupakan tamsil pembenaran atas keutamaan membaca Alquran sebagaimana
disampaikan Nabi Muhammad SAW:
“Bacalah
oleh kalian Alquran.
Karena ia (Alquran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi
syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804]
Dengan
demikian terbitnya Al-Qur’an Andalusia ini mengusung semangat tersebut, serta
semangat yang dibawah Alquran itu sendiri:
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.” (QS.
Fathir: 29-30).
Al-Qur’an Andalusia juga dilengkapi dengan Alquran Terjemahan, Asababunnuzul, Keutamaan Membaca Alquran, Dzikir Pagi dan Sore, Doa-Doa dalam Alquran, Indeks Juz, Indeks Alquran, Adab-Adab Membaca Alquran, dan Kiat-Kiat Menghafal Alquran.
Mari berbagi Alquran baik sebagai koleksi di rumah atau diwakafkan untuk masjid, musalla, kaum dhuafa, perpustakaan, pondok pesantren, panti asuhan, dan lainnya. (rz)